Sehebat manapun kita di mata dunia, kita hanyalah hambaNya yang kerdil, rapuh dan lemah berbanding kekuasaanNya.
Sesekali ujian melanda, jiwa kita rapuh dan menangis. Mulalah sibuk mencari Allah yang kita sering lupakan. Mulalah khusyuk merayu, merindu dan merintih pada Dia yang sering kita alpakan. Cinta apakah yang kita ada untuk Dia? Layakkah kita merebut kasih sayangNya?
Tatkala ujian menimpa, selaut kekecewaan yang kita tanggung sebenarnya adalah tanda Allah menyayangi kita. Ujian dariNya mengejutkan kita dari kelalaian, membangunkan kita dari kesombongan, mengingatkan kita pada kekhilafan dan menyedarkan kita hakikat kehidupan yang sementara. Syukur kerana kita masih lagi disayangiNya, dilindungi rahmatNya yang tiada bertepi, dikurniakan hidayah dan petunjuk setiap masa...
Rapuh ~ Opick
Detik waktu terus berjalan
Berhias gelap dan terang
Suka dan duka,tangis dan tawa
Tergores bagai lukisan
Berhias gelap dan terang
Suka dan duka,tangis dan tawa
Tergores bagai lukisan
Seribu mimpi berjuta sepi
Hadir bagai teman sejati
Di antara lelahnya jiwa
Dalam resah dan air mata
Ku persembahkan kepadaMu
Yang terindah dalam hidupku
Meski ku rapuh dalam langkah
Kadang tak setia kepadaMu
Namun cinta dalam jiwa
Hanyalah padaMu
Hadir bagai teman sejati
Di antara lelahnya jiwa
Dalam resah dan air mata
Ku persembahkan kepadaMu
Yang terindah dalam hidupku
Meski ku rapuh dalam langkah
Kadang tak setia kepadaMu
Namun cinta dalam jiwa
Hanyalah padaMu
Maafkanlah bila hati
Tak sempurna mencintaiMu
Dalam dada ku harap hanya
Dirimu yang bertakhta
Tak sempurna mencintaiMu
Dalam dada ku harap hanya
Dirimu yang bertakhta
Detik waktu terus berlalu
Semua berakhir padaMu
Semua berakhir padaMu